Bunyi atap seng terus menggerutu sejak beberapa hari lalu. Adakala raungannya terdengar semakin kuat dan kencang. Hal yang sama terjadi pada spanduk di depan toko, dimana ku bekerja dan beristirahat.
Suara seng yang nyaring serta geliat kibasan suara spanduk yang terdengar berat, kolaborasi bunyi keduanya seolah berhasil mengusik saya di saat mata ingin terpejam di kala malam. Bukan sebuah fenomena mistis atau pun gaib yang susah dimakan logika, semua ini terjadi karena angin musim kemarau yang datang menyapa di setiap tahunnya.
Tak hanya membuat suara gaduh, angin ini juga membuat beberapa pohon di hutan sempat tumbang dan menjatuhi lahan pertanian warga, karena terjangannya yang kadang membabi buta.Lebih parah lagi, kepergiannya juga mengangkut debu-debu yang berserakan di jalanan kering yang telah lama tak dihujani. Debu yang terbawa terkadang menggangu mereka yang bekerja di ladang, lantaran partikel-partikel debu tersebut masuk ke kelopak mata,dan hidung. Jika mata akan dibuat perih olehnya, maka hidung akan dibuat pengar.Untuk itu, sebagian besar petani mengantisipasinya dengan cara memakai penutup wajah baik berupa masker, atau kaos yang dililitkan menutup wajah.
Saya yang bekerja di dalam ruangan pun juga tak bisa lepas dari dampaknya. Sifat angin yang suka menerobos, membuat debu-debu masuk ke tempat kerja dan membuat saya dan rekan kerja harus lebih ekstra dalam membersihkan lantai dan barang di etalase. Hembusan debu tersebut juga membawa dampak lain pada tubuh. Kulit yang mengering dan mengelupas membuat perih setiap kali ia tersentuh. Saat seperti ini Hand body lotion sangat dibutuhkan untuk melembabkan kulit yang kering merana ini.
Datang dari arah lereng gunung Slamet, angin yang datang tanpa diundang ini membuat suhu terasa dingin. Hal ini menguntungkan bagi semua pihak,karena teriknya sang surya di siang hari tak begitu terasa membakar. Namun berbeda jika di malam hari, suhu terasa semakin dingin dan tak bersahabat dengan badan. Padahal para petani disini diharuskan keluar malam untuk mengairi lahannya.
Hembusan angin yang besar dan tak beraturan juga membawa dampak lain yang bisa merugikan bagi petani. Selain seperti yang sudah saya uraikan di atas, angin ini juga bisa merusak tanaman sayur yang baru mulai tumbuh. Batangnya yang belum cukup kuat membuat hempasan angin dengan mudahnya merobohkan mereka. Ada yang bisa diperbaiki, tetapi adapula yang harus dibiarkan begitu saja. Selebihnya para petani hanya bisa pasrah. Toh, kondisi seperti ini pasti akan ditemui di tahun-tahun berikutnya.
Igirklanceng, Sirampog, Brebes, 15 Agustus 2017
terkadang dengan cuaca extreem seperti ini sangat menyulitkan nelayan dan petani ya mas..
ditempatku aja, udah jarang sekali warga yang berprofesi menajdi petani. kata mereka, akan lebih menguntungkan sawah itu dijadikan sebuah rumah dan dibuat rumah kontrakan
SukaSuka
Iya mas,sering kasihan kadang liat bapak dan orang-orang di sekitar pada pergi ke ladang malem-malem melawan hawa dingin.
Wah,mas tempat tinggalnya dekat perkotaan kah?
Kalo disini gak laku deh kalo lahan buat dijadiin kontrakan gitu.Pertanian masih jadi mata pencaharian utama sih.
SukaDisukai oleh 1 orang
Dulu sih desa, sekarang udah jadi desa kota, soalnya udah banyak perumahan juga disekitar desa
SukaSuka
Oh gitu.beberapa tahun ke depan daerahnya bisa lebih berkembang tuh.
SukaSuka
Di daerah mana mas? Kayaknya serba sulit. Kehidupan di daerah saya nggak seberat itu. Siang atau malam, tidak ada yang terlalu panas atau terlalu dingin. Angin juga sedang-sedang saja. Asyik merasakan angin sepoi-sepoi 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Di bawah aku cantumin mas daerahnya,desa Igirklanceng,tepatnya daerah Brebes Selatan.maaf kalo kurang detail,nyoba nulis di luar tema utama nih..hhee
Kalau kemarau emang begini mas dinginnya,deket gunung soalnya.
SukaSuka
Kalo di bekasi suhu nya sampai sedingin yang saya bayangkan di tempat agan pasti saya akan tambah stok obat asma saya karna suhu dingin pasti memicu bengek saya gan….
SukaSuka
Hhee..iya gan.harus sedia obat tuh kalo emng punya pnyakit asma..dinginnya setara ama suhu di pegunungan bandung mas.
SukaSuka
Waduh dingin bgt kayanya ya…
Kalo nginep di sana pasti anti sama yang namanya mandi pagi saya kebayang langsung dingin nya gimana….
SukaSuka
Itu pasti gan..airnya terlalu dingin bagi orang yg tak terbiasa.hhee
SukaSuka
Ahahaha mandi pagi di bekasi ajah kadang dingin bangat… apa lagi disana kali yak
SukaSuka
Hhaa…hanya orang kuat yang mampu mandi pagi..hhi,saya juga paling sore mandinya
SukaSuka
Mandi pagi di daerah dingin itu seperti bertemu buah simalakama gan
Mandi kedinginan setengah idup
Ga mandi kebauan setengah mati pas siang nya -:)
SukaSuka
Hhaa…ya begitulah.Yang penting jangan sampe gak mandi lah.
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya kalo ga mandi palingan jadi boros parfum gan
SukaSuka
Hujan dan kemarau di desa penuh pertanian itu sangat menyenangkan. Dengan segala hal tak mengenakkan. Semua adalah perjuangan. Kering, berdebu, tidak ada air untuk pengairan, saat kemarau. Saat penghujan, hama kian liar, hasil panen membusuk. Ah, semuanya bikin kangen pulang kampung. 🙂
Salam kenal dari lereng gunung Semeru. 🙂
SukaSuka
Iya,banyak hambatan ketika harus bertemu dengan cuaca yang ekstrim.
Wah,ada anak gunung juga..salam ya mas
SukaSuka
Haha iya sih tapi gpp daripada hambatan berupa macet dan polusi udara.
SukaSuka
Wah..lebih repot tuh
SukaSuka
Makanya perlu disyukuri semua semuanya 🙂
SukaSuka