Ilustrasi mengeluh oleh Abdul Jalil

Apa yang terjadi pagi tadi harusnya jadi tamparan keras untuk saya sendiri.Saya yang masih gemar mengeluh akan banyak hal sepele,sebaiknya perlu belajar dari atasan saya dalam menghadapi permasalahan.

Sedianya uang sejumlah Rp 250 Juta sudah ditansfer beliau ke rekening kliennya.Namun,selang beberapa hari masih belum juga ada kejelasan akan nasib proyeknya.Parahnya lagi,semua kontak klien yang telah tersimpan di ponselnya tak kunjung bisa dihubungi.Selain nomornya tidak aktif,sebagian bahkan ada yang telah menguninstal aplikasi whatsapp nya.Sehingga Atasan saya kesulitan untuk menghubunginya.Memang ada banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi,pertama nomor klien memang dalam kondisi tak aktif,atau terjadi sesuatu dengan ponselnya,dan yang terburuk bisa saja klien nya memang komplotan penipu,dan kini sedang berusaha kabur.

Alih-alih mendapat permasalahan yang rumit,Bos saya justru tetap terkesan tenang.Memang raut wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa paniknya.Namun tak sedikitpun kata kasar yang keluar dari mulutnya,yang mewakili keluh kesahnya.

Dia hanya berusaha mencari solusi dengan terus mencoba menghubungi nomor yang ada di ponselnya.Sekaligus nomor pihak bank terkait,untuk meminta tambahan informasi.Walaupun dia tipikal orang yang keras,namun dalam hal ini dia nampak mampu mengendalikan egonya dan memilih menyelesaikan semuanya dengan kepala dingin.

Sangat berbeda dengan saya,yang masih sering mengumpat ataupun menggerutu ketika harus dihadapi dengan masalah yang terduga.Hasilnya,orang di sekitar saya baik rekan kerja,teman ataupun pelanggan ,mau tak mau menjadi pelampiasan amarah.

Jika segalanya memang terjadi untuk sebuah alasan.Apa yang dialami oleh Bos saya,tak hanya memberi pelajaran pada beliau agar berhati-hati ke depannya.Namun juga bagi saya,orang yang kadang merasa paling sial dan mudah mengeluh dengan permasalahannya.

Kadang saya perlu membuka mata,karena masih banyak orang yang dihadapkan cobaan yang jauh lebih berat dan kompleks.

Iklan