Hands on honor 4c,Lowyat.net

Smartphone atau ponsel pintar,benda ini kini sudah menjadi teman saya hampir di setiap saat.Baik di waktu senggang ataupun saat bekerja,smartphone terkadang masih sering saya genggam,walau harus mencuri-curi waktu.

Ya,bisa dibilang saya adalah seorang pecandu smartphone atau justru budak smartphone.Karena hobi saya mengakses internet seolah terpuaskan oleh kemudahan yang ditawarkan oleh ponsel pintar berbasis sistem Android,yang sekarang saya punya ini.

Tak puas menggenggamnya saat merasa jenuh dan saat toko sepi,tak ada pelanggan.Di lain kesempatan,saya sering pula mengakses dunia maya walau kondisi smartphone sedang dicharge.

Tentu ini bukan suatu kebiasaan yang baik,karena hal ini pulalah saya harus sering gonta-ganti kabel usb/charger.Dan puncaknya ketika saya merasa frustasi kala kabel usb rusak dan berniat memperbaikinya.

Awalnya saya antusias ketika keisengan saya ini ternyata berhasil.Ekor kabel usb yang semula renggang,ternyata tak begitu sulit untuk direkatkan kembali.Hanya perlu merobek karet yang yang menutupinya.Dan mengelemnya agar tak lagi merenggang.

Namun,karena kebiasaan saya yang suka terburu-buru.Saya lupa jika lem yang masuk ke komponen dalam membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kering,dibandingkan lem yang ada dibagian luar.

Sempat merasa senang,karena kabel yang semula rusak bisa digunakan lagi.Namun karena lem yang masuk ke bagian dalam masih basah dan turut melekat ke bagian lubang charger yang ada di hape.Hasilnya komponen yang ada di port usb pun ikut tertarik saat kabel usb dilepas.

Hal ini membuat smartphone tak bisa dicharge.Lebih parah lagi ponsel saya ini merupakan tipe ponsel dengan baterai nonremovable alias baterai tanam.Jadi untuk kelangsungan hidupnya,mau tak mau saya harus membawa ponsel saya ke tukang servis untuk diganti port chagernya.

Mengira jika ini adalah kerusakan sepele,saya pun membawa ponsel saya ke konter terdekat yang ada di seberang desa,yang kebetulan menyediakan jasa servis hape.Ya,Walau dengan melemparnya lagi ke konter yang lebih besar dan itu ada di kota.

Dan waktu seminggu saya  kira cukup untuk memperbaikinya.Tapi kenyataannya tidak demikian,mungkin karena komponennya sulit dicari ditambah pemilik konter yang sering sibuk.Alhasil setelah seminggu lagi saya datang ke konter tersebut,saya pun pulang dengan tangan kosong.

Hingga akhirnya sayapun memutuskan untuk beralih ke konter lain,dimana sang empu terlihat tahu banyak tentang elektronik.Dengan asumsi tersebut,maka saya beranggapan dia dapat memperbaiki ponsel saya dengan cepat.Dia juga berujar jika dia akan mencoba memperbaikinya dalam 5 hari.Tentu ini membuat semakin yakin dan optimis,jika ponsel saya akan segera pulih.

Tapi lagi lagi..justru kekecewaan yang saya dapat.Setelah lima hari menanti,ponsel saya tak kunjung pula kembali normal.Karena saya terlanjur frustasi,saya pun hanya bisa meinggalkan ponsel saya dengan harapan ponsel bisa kembali dengan normal walau harus menunggu lebih lama lagi.

Di masa penantian ini,hari-hari saya terasa begitu hampa,kosong,sepi,dan tak berarti..mulai rese loe lil..nih makan snicker dulu.

Ya,salah satu teman di kala malam sei setelah penatnya pekerjaan,kini tak ada lagi di genggaman.Memutar musik di laptop pun jadi salah satu cara untuk membunuh waktu.Ya,walau daftar lagunya hanya bisa itu-itu saja.Tetapi ini lebih baik dibanding harus melongo sendirian.Apalagi jika rekan kerja sudah pulang,dan teman-teman tak hadir untuk nongkrong ti tempat kerja saya.

Dan sesekali jika rasa sepi benar-benar ada di puncaknya,saya pun menyempatkan pulang ke rumah untuk menyaksikan program TV.Ya,walau di jam malam isinya kebanyakan sinetron hantu-hantuan.Tetapi lumayan menghibur.

Dan jika teman-teman datang untuk bermain futsal atau sekedar nongkrong di toko.Saya juga tak ragu untuk meminjam ponsel mereka dan menyedot kuota internet untuk mengecek statistik dan membalas beberapa komen yang sempat terbengkalai di blog “Suara Pikiranku”.

Dan tanpa diduga,di saat saya sudah vakum hampir beberapa hari ini tanpa ada satu pun artikel.Pengunjung blog justru naik pesat.Padahal saya sudah pasrah,jika visitor blog akan turun drastis.

Jika Sebelum hape saya rusak dan harus diperbaiki,visitor blog hanya ada di angka 700-800an per hari.Di minggu-mingu ini hingga hari kemarin,visitor justru stabil di angka 1000an.Tentu ini prestasi yang menggembirakan untuk sebuah blog acakadul seperti ini.

Tetapi yang paling terasa di saat harus menjalani hari tanpa smartphone dan tak bisa mengakses aplikasi wordpess adalah banyaknya ilmu,pengetahuan,serta interaksi dengan blogger lain yang harus saya lewatkan.Padahal kebanyakan blogger disini sudah saya jadikan teman maya untuk berbagi banyak hal.

Tapi Alhamdulillah tepat di tanggal 18 Oktober 2017 ini,ponsel saya telah kembali ke genggaman.Setelah sebelumnya mengalami proses perbaikan yang cukup lama.

Meski kini hapenya tak seutuhnya seperti dulu.Karena pergantian port usb menjadikan ponsel ini pilih-pilih kabel charger.Tapi setidaknya bisa menjadi peringatan,agar saya lebih bijak dalam menggunakan ponsel.