Selama kurang lebih 2 tahun bekerja di toko ini, sebenarnya saya belum menemui banyak kendala yang berarti. Terkecuali waktu untuk kepentingan pribadi yang kadang harus tersita. Serta perasaan was-was setelah beberapa kali terjadi tragedi pencurian. Namun diluar semua itu, pekerjaan saya ini memberikan banyak pengalaman kepada saya, orang yang masih miskin pengetahuan ini.
Dan meski sudah mengalami pergantian rekan selama dua kali. Dengan tidak adanya manajer menjadikan urusan suplai barang sebagiannya dipegang oleh saya, yang sudah masuk lebih dahulu dan terlanjur dipercayai oleh atasan.
Meski terbilang berat, mau tak mau saya pun harus bertanggung jawab untuk mengelolanya. Karena rekan saya yang baru juga belum berani untuk mengambil peranan ini. Terkecuali untuk pembelanjaan yang sedikit.
Tetapi beruntung, dia sangat mudah diajak kerja sama untuk melakukan serangkaian tugas harian, dari kebersihan, hingga melayani pelanggan secara bergantian.
Ragam produk rumah tangga dari perusahaan besar semacam Wings, Unilever, Indomarko, hingga snack sudah ada salesmannya tersendiri. Jadi, saya hanya perlu mengorder dan mengambil barang yang kiranya diminati oleh konsumen. Selebihnya Boss dan rekan kerja akan berbelanja sendiri barang yang kiranya laku namun tak ada pengirimnya.
Sempat merasa sulit ketika di awal karena harus bisa mengatur keluar masuknya uang, namun kini saya mulai terbiasa dengan pola semacam ini.
Kebanyakan sales mengirim barang satu minggu sekali, dan lebih dari dua salesman bisa bertemu di hari yang sama. Hal ini membuat saya harus pintar membagi uang yang didapat di hari sebelumnya untuk membayar barang yang sudah diorder serta menyetorkan sisanya kepada atasan.
Namun mulai minggu ini,nampaknya saya harus lebih jeli lagi dalam hal pembelanjaaan. Tanpa disangka-sangka, salesman rokok yang biasanya berkunjung sekali dalam dua minggu. Kini merubah jadwal kunjungannya menjadi seminggu sekali.
Dengan mayoritas penduduk desa adalah perokok, bisa dipastikan jika rokok adalah barang yang laris manis di sini. Untuk itu pembelian rokok adalah pembelanjaan yang besar. Bujetnya bisa dua hinggatiga kali lipat dari jumlah yang harus dikeluarkan untuk pembelian produk lain.
Tak sampai disitu, datangnya salesman rokok juga bertepatan dengan kunjungan dua salesman lain yang cukup menguras anggaran belanja, yakni snack dan kosmetik.
Bos saya sebenarnya sudah saya beritahu akan hal ini. Tetapi beliau hanya menyerahkan semua begitu saja. Karena beliau memang jarang mengecek jadwal kunjungan salesman dan pengeluaran. Bisa dibilang beliau hanya terima beresnya saja.
Jadi, kini semua bergantung pada saya dan kerjasama dengan sang rekan. Semoga semua ini justru tak membuat saya pusing dan berlarut memikirkannya. Toh terkadang kita perlu belajar beradaptasi dengan hal yang sebelumnya tak kita duga. Ah, kesimpulan macam apa ini..huft
Semaaangat 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Siap…makasih ya .. 😀
SukaSuka
semangat masssss 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Makasih Mba ve.. 😁😁😁
SukaDisukai oleh 1 orang
Ayo semangat, biarpun bosnya kayaknya kok terkesan mau terima beres aja. Ntar klo ada salahnya yang kena pasti karyawannya,juga. 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya mas..makasih supportnya 😀😀😀
SukaSuka