https://jvn2k07.wordpress.com

Senin,6 November 2017 sekitar jam 10 pagi,ada seorang konsumen datang ke toko.Dia seorang lelaki paruh baya dengan dandanan yang cukup rapi.Dipakailah baju batik berwarna kuning,serta celana hitam.Di atas kepalanya tak lupa ia kenakan topi sebagai pelengkap penampilannya.

Dengan berbicara menggunakan bahasa Indonesia,dia berniat untuk membeli pulsa.Tanpa perlu lama,saya pun melayani permintaannya.Sembari memencet tombol hape dan melakukan transaksi,saya mendapatkan beberapa informasi dari apa yang dia ucapkan.

Dia berujar bahwa dia berasal dari Desa Sawangan,desa yang terletak tak cukup jauh dari Desa Igirklanceng.Hanya saja,untuk mencapai desa tesebut kita harus melewati hutan dan jalan yang cukup terjal.

Mengingat berstatus sebagai desa yang cukup tertinggal,saya sempat heran ketika pria ini berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan cukup baik,tak seperti kebanyakan warganya ,yang logat bicara bahasa jawanya terdengar medok dan unik.Namun saya coba berfikir positif,mungkin dia merupakan pria perantauan yang menetap di desa tersebut.

Setelah transaksi pulsa selesai,dia mengajukan pertanyaan kepada saya,apakah di toko tempat saya bekerja menyediakan pensil dengan stok yang banyak.Tetapi saya hanya bisa mengatakan bahwa di toko saya tak menyediakan stok yang terlalu banyak.Karena barang hampir dikirim setiap minggu,jadi kami mensuplai seperlunya saja.

Seolah tak percaya dengan keterangan yang saya berikan.Dia justru memesan 4 gros pensil 2B dengan merek Staedler dan Faber Castle.Dia bilang jika dia membutuhkannya untuk dikirimkan ke 4 sekolah di esok harinya.Bahkan dia tak segan meminta nomor saya,bilamana barang yang dia minta bisa tersedia di hari itu.Anehnya dia juga berujar bahwa hendak pergi ke kota untuk menjenguk orang sakit.Sebenarnya bisa saja dia membeli pensil nya di kota,namun dia punya alasan lain,yakni dia tak mau repot membawanya jauh-jauh.

Berusaha tak mengecewakan pelanggan,saya pun coba mengiyakan apa yang dia mau.Walau di hati saya terbersit keraguan,mengingat barang yang dia pesan cukup banyak dan bisa membuat pengeluaran yang besar di hari itu.Padahal saya harus berhemat anggaran,karena kunjungan salesman rokok yang kini datang setiap minggu.

Tetapi selang beberapa waktu kemudian,kebetulan sekali ada salesman alat serba-serbi yang datang berkunjung untuk mengirimkan lem yang saya pesan di beberapa hari sebelumnya.Mereka ternyata juga membawa alat tulis,termasuk pensil.

4 gros pensil pun akhirnya saya beli dengan menggunakan uang pendapatan dari pagi hingga menjelang siang,dan untuk kekurangannya  saya memakai uang futsal dan uang pulsa,sebelum saya kembalikan lagi di malam hari nya.Total yang saya bayarkan sekitar Rp.1.700.000 an.Angka ini bisa dibilang besar mengingat hanya sekedar untuk pembelian satu macam alat tulis.

Sekitar pukul 11 siang,pria tadi mengkontak nomor saya,diberitahukan padanya jika barang yang dia minta sudah tersedia.Dan Pukul 3 sore nanti,dia hendak mengambilnya.Kini yang perlu saya lakukan hanyalah menuliskan nota untuk barang tersebut lalu menunggu.

Hingga pukul setengah 4,setelah rekan saya juga sudah pulang.Tak kunjung juga pria tadi melihatkan batang hidungnya.Nomor yang tadi dia pakai juga susah sekali dihubungi.Pikiran saya pun mulai memikirkan hal buruk yang mungkin sedang  terjadi.Bisa saja pria tadi memang berniat mempermainkan saya,selaku pelayan toko atau justru punya niat lain.

Hingga hari ini,belum juga ada kabar menyangkut kapan diambilnya barang yang sudah dia order.Kini saya hanya bisa pasrah dan berpikir lebih jernih.Mungkin pria tadi memang berhalangan untuk mengambil.

Kebetulan barang yang dia order juga bukan barang yang punya masa kadaluwarsa.Jadi,saya masih bisa menyimpannya untuk waktu yang lama,jika barangnya nanti tak bisa dikembalikan.

Namun peristiwa ini sungguh membuat saya harus lebih waspada dan berhati-hati.Terutama dengan pelanggan yang tak saya kenal dengan baik.

Iklan