Sumber gambar : Express.co.uk

Mulai sekitar pertengahan tahun 2017 kemarin, atau tepatnya ketika saya mulai aktif menulis di WordPress. Saya pun terpaksa mengurangi intensitas saya dalam bermain jejaring sosial yang sudah saya selami semenjak tahun  2009, yakni Facebook. Dari hampir aktif setiap hari, saya hanya membukanya beberapa hari sekali.

Selain waktu banyak tersisa untuk menulis dan  blogwalking di Wordpress. Di blog saya juga menemukan keleluasaan untuk menulis apa yang benar-benar ada dalam benak  dan ingin saya utarakan lewat tulisan.

Berbeda jika saya harus menuliskannya di fb, adakalanya seorang teman merasa aneh dengan apa yang tulis dan berkomentar agak miring atau sinis, baik di facebook atau dunia nyata. Walau itu sebenarnya bentuk bercandaan sih. Hheee

Sebagai seorang pendiam, saya memang cenderung punya dua sisi berbeda kala di dunia nyata dan di dunia maya. Ikut ngobrol hanya saat perlu, tetapi menjadi sangat aktif dan seolah jadi pribadi lain di dumay. Bagi yang tak terlalu mengenal saya, tentu mereka akan dengan mudah melabeli saya dengan sebutan sok, atau justru aneh. Padahal, ya memang begitu. Hhhaaaa

Dan meski mengurangi kegiatan beralay ria di facebook, bukan berati saya  sepenuhnya berhenti menulis atau pamer di jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut.

Masih sesekali mengecek pemberitahuan, tetapi jika harus dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya, jumlah status tak berfaedah di linimasa fb saya tentu kemarin berturun drastis. Kini kebanyakan hanyalah link dari blog ini yang saya bagikan. Adapula beberapa foto yang memang penting atau benar-benar ingin saya posting.

Dan setengah tahun mengurangi aktifitas di facebook, kemarin-kemarin gairah saya untuk berfb-an tiba-tiba kembali menggebu-gebu. Ini didasari setelah saya berganti ponsel.

Sudah jadi kebiasaan, saya selalu ikut bergabung dengan grup tipe ponsel yang saya gunakan guna bertukar pengalaman sesama pengguna.

Karena obrolan di grup lain yang saya ikuti tak kalah seru, hingga saya pun mulai lagi menyelam di facebook selama berjam-jam. Sembari menunggu balasan komentar, saya tak henti-hentinya mengecek beranda sembari menyumbangkan “like” atau berkomentar sok akrab dan tak penting. Alhasil, saya mulai lagi kecanduan facebook.

Tak sampai disitu, sifat norak saya juga kumat dengan kembali menuliskan status yang tak berguna, salah satunya ketika saya mengumpat pencuri charger, dan kini terpaksa status tersebut tak saya hapus lantaran terlanjur sudah banyak yang berkomentar.

Ahhh, sekali terciprat air, rasanya sungkan jika tak sekalian basah. Tapi, semoga saya bisa mengendalikan diri agar tak seenak jidat dalam bermain jejaring sosial ini.

Iklan