Sumber gambar : wackmatters.com

Seperti seseorang yang terdampar di tengah pulau dengan penduduk berbahasa asing. Merasa tersesat dan  tak bisa berinteraksi dengan penduduk setempat, hanya bisa menyimak, karena kendala bahasa.

Begitulah rasanya ketika saya sedang berkumpul dengan teman dan mereka asyik berbincang tentang game. 

Jangankan ikut memberi pandangan tentang game yang sedang booming, game nya saja tak saya instal di ponsel.

Sebenarnya game berbasis java dulu sempat membuat saya ketagihan untuk memainkannya seharian. Namun semenjak saya mengenal internet, ketertarikan saya akan game pun semakin surut. Lebih lagi, saya orang yang bisa disebut payah, karena gampang menyerah jika harus dihadapkan dengan rintangan-rintangan dalam sebuah game.

Dan hingga kini bermain game menurut saya terasa membosankan, meskipun aneka game kini bermunculan dengan suguhan grafis yang memanjakan mata. Tetap saja ini tak terasa menyenangkan, game justru hanya akan menyita banyak waktu saya dan membuat saya tak bisa membaginya dengan aktifitas lain.

Saya lebih senang berselancar di dunia maya untuk sekedar mengecek media sosial, menengok video di youtube, blogwalking, hingga mencari sesuatu yang tak seharusnya dicari daripada fokus dengan sebuah game yang kadang memakan banyak memori penyimpanan ponsel.

Kadang terasa cupu dan kuper memang, ketika banyak teman fokus bermain game online atau yang sedang populer di ponsel , hingga bermain bersama. Namun, saya yang tak tertarik dengan hal tersebut justru hanya memilih menyendiri dengan hobi tak berfaedah saya.

Ah, game memang tak selamanya buruk, karena bisa konon bisa mencegah kepikunan hingga mengasah kreatifitas dalam memecahkan masalah. Tapi entahlah, saya tak begitu antusias dalam ini. 

Apa saya sendirian?

Iklan