Via aplikasi fonteee

Di pagi hari, hujan rupanya sudah membasahi bumi beberapa jam sebelumnya. Hingga sekitar pukul 8, gerimis baru mulai tak terjatuh dari langit.

Dengan munculnya pancaran sang mentari dari ujung bukit, hal ini tentu membuat saya antusias untuk menjalani hari di toko.

Hari sabtu bisa dibilang menjadi hari yang sibuk, di hari ini banyak sekali salesman yang mengirim barang. Bahkan saya dan rekan kadang merasa kewalahan untuk menatanya di rak, dan memutuskan menatanya esok hari.

Cuaca yang cerah, membuat hari ini terasa begitu menyenangkan, lebih lagi di pagi hari teman-teman sempat nongkrong dan berceloteh banyak hal. 

Tapi ini tak berselang lama, menjelang Bada duhur ketika teman sudah beranjak. Hujan justru mulai turun kembali.

Awalnya tak begitu deras, namun menjelang pukul dua siang, kucuran air semakin bertambah hingga salesman harus memarkirkan lebih ke belakang ketika hendak menurunkan barang agar tak kehujanan.

Alih-alih membuat toko menjadi sepi, hujan tadi juga membuat pengajian rutin ibu-ibu yang digelar setiap Sabtu pon, yang kali ini diselenggarakan di jalanan belakang toko  turut pula tak banyak dikunjungi jamaah. 

Setali tiga uang, para penjual dagangan keliling yang menjual mainan hingga makanan yang biasa ada di acara seperti ini, juga nampak tak mampu mendapatkan banyak konsumen.

Beberapa hari ini sebenarnya cuaca cukup ramah dengan intensitas hujan yang jarang. Tapi namanya cuaca, memang tak bisa ditebak.

Dan setelah hujan deras berhenti sekitar pukul 4 sore, hingga kini gerimis sesekali masih turun dan kadang disertai angin besar. Mungkin ini pertanda peralihan musim atau apa ya? Entahlah, yang jelas Sabtu malam ini terasa amat dingin, sedingin hati ini yang merindukan kehadirannya. wkwk ah, apa ini..

Iklan