
Di tengah isu pemblokirannya yang masih simpang siur, Facebook masihlah jadi salah satu sosok primadona di mata masyarakat kita. Tak terkecuali saya sendiri. Hhee
Meski intensitas memposting status sudah berkurang. Namun tetap saja, sulit rasanya untuk tak membuka media sosial besutan Mark Zuckerbeg ini hanya sehari saja.
Melihat teman dekat maupun orang jauh dengan segala pernak-pernak kahidupannya lewat status dan foto yang mereka unggah, serta ikut berinteraksi di kolom komentar memang bisa menjadi candu tersendiri. Begitu pun kala kita bertemu dengan teman maya yang punya minat yang sama di sebuah grup.
Tapi dengan segudang fitur yang mampu membuat kita betah, nyatanya Facebook tetap punya sisi lain yang mencengangkan.
Selain kasus penjualan data yang dilakukan oleh Facebook kepada Cambridge Analytica untuk keperluan Pemilu Amerika Serikat tahun 2016 lalu. Tentu kita masih ingat munculnya grup-grup yang meresahakan seperti grup kumpulan kaum pedofil, kelompok LGBT, hingga para pelaku perilaku seksual menyimpang lainnya, salah satu yang masih kita ingat yakni pecinta jarik emak-emak itu loh.
Dan tak lupa pula, jika Facebook juga sering digunakan sebagai sarana penyebaran isu dan hoax oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Masih punya sisi lain, banyak hal yang sebenarnya kadang membuat saya ketar-ketir dan bingung jika berhadapan dengan Facebook, salah satunya yang saya jumpai tadi.
Singkat cerita, saya tengah asyik menggulirkan layar beranda guna mencari status untuk disukai atau sekedar saya senyumi.
Kebanyakan status berasal dari teman dekat, hingga para tetangga yang memang tengah eksis di dunia maya.
Dan selang melihat beberapa status, saya pun berhenti di antara saran pertemanan, yang memunculkan ragam pengguna yang bisa kita tambahkan sebagai teman. Kadang ini muncul secara acak, namun kebanyakan didasarkan dengan jumlah teman yang sama yang kita miliki atau sesuai kontak di ponsel.
Namun anehnya, dari sekian akun yang disarankan, ada salah satu akun yang tak punya satupun teman yang sama justru muncul.
Setelah menilik sesaat foto profilnya, saya pun baru ngeh jika saya mengenali sosok tersebut.
Dia merupakan salesman obat-obatan pasaran, yang merknya mungkin sudah banyak kita kenal, dari yang paracetamol hingga obat herbal cair.
Sudah hampir beberapa bulan dia memang tak lagi mengunjungi toko saya, setelah sebelumnya dia rutin dua minggu sekali kesini.
Dan tentu saya semakin mengherankan, kenapa Facebook justru menyarankan orang ini. Padahal tak ada jejak interaksi di antara kami. Termasuk nomor ponsel, dimana saya ataupun dia pernah menyimpan di ponsel masing-masing. Lagipula saya sendiri sengaja tak menambahkan nomor saya yang aktif di laman profil.
Lalu, saya pun semakin bertanya, apa ini bukti jika Facebook sudah tahu banyak tentang kita? Bahkan dengan siapa kita berinteraksi di dunia nyata. Ah, atau mungkin ini hanya kebetulan semata? Sungguh misteri.
Tapi yang pasti, dalam menggunakan jejaring sosial ini, kita perlulah lebih berhati-hati. Karena banyak sumber juga yang menyatakan jika apa yang telah kita tulis dan unggah selamanya akan menjadi milik Facebook.
Memang kita bisa menghapusnya, tapi yang terjadi sebenarnya, Facebook hanyalah menyembunyikannya dari kita. Ini juga berlaku bagi akun kita, dimana meski kita telah memilih menonaktifkannya, akun bisa aktif kembali saat kita log in. Dalam kata lain Facebook hanya mengistirahatkan dan tak memunculkannya di antara pengguna lain, dan saya pernah melakukan ini di salah satu akun saya.
Dan apa kalian juga punya penggalaman aneh atau menggelitik selama menggunakan Facebook? Share juga.
Kok bisa gitu ya kang? Aku juga serin dpt saran pertemanan yg gk dikenal.
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalo gak dikenal sih sering mas, nih anehnya nyaranin orang yang pernah ketemu langsung dan tak ada teman yang sama di fb. Kan ngeri.
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalau saya sendiri punya fb cuman buat lihat grub grub aja.. Terutama jual beli.. Hehe.. Memang harus hati hati.. Jangan sampai data pribadi kita banyak yang tahu..
SukaDisukai oleh 1 orang
Saya juga paling buka2 grup ama beranda sebentaran.
Ya mas, yang terlalu pribadi gak perlu dishare di fb
SukaSuka
Nah, saya pernah menghapus akun fb saya, lalu muncul pop up kalo ga salah isinya proses hapus yang memakan waktu 1 bulan, tapi kita masih bisa login pada saat proses itu. Krn saya niat buat ga fb an lagi, ya udah gak sy utek2 lagi, setelah 2 bulan saya iseng mengecek, lah ternyata masih bisa log in. Akhirnya saya ulangi proses hapus akunnya. Sampai skrg sy gaprnah iseng2 ngecek lagi.
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalo dah dinonaktifkan ditinggalin aja mas. Akun saya yang satu juga gitu. Soalnya kalo login emang aktif lagi. Hhee
SukaSuka
Yang sering sih, dan jengkel juga. Setiap aku buka yang biasanya satu bulan sekali, aku melihat sampai 40 an notifilasi, nakun saat saya telisik teryata notifikasinya hanya tentang status orang lain yang update…
Ini penting gak sih, sepertinya facebook mengajariku untuk kepo
SukaDisukai oleh 1 orang
Mungkin mas berlangganan status orang itu mas?
Gak penting sih, fb kan ngajarin macem2, dri ngasih reaksi tanpa tanggap dan ilmu kepo juga.hhaa
SukaSuka
Kok ngeri yaaa bacanya hehehe
Kalau mengenai facebook mau diblokir ataupun grub2 aneh gitu aku kok gg tahu yaaa hahaha
Ya mash aktfi FB nya tapi cuma sekedar aja buka karena ada beberapa teman, saudra, tetangga yg malah aktif fi FB. tetangga ku doyan banget FB an hahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya mba, banyak hal gelap yang ternyata ada di fb.
Rame beberapa bulan lalu sih mba.
Iya, kbnyakan temen sekarang dikontaknya lewat fb. Jdi mau gak mau harus aktif juga kadang.
Ya mba kbnyakan bapak2 dan ibu2 yang hits sekarang.
SukaDisukai oleh 1 orang
aku bahkan menemukan teman lama juga dari fb sih mas hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalo gitu sih gapapa mba, ini ngerinya orang yang baru pertama atau dua kali ketemu langsung disaranin kan gimana gitu. Coba kalo orangnya penguntit ato psikopat gitu. Hhiii
SukaDisukai oleh 1 orang
Itu pakai algoritma pemrograman. Sama seperti di instagram, usernya akan disuguhkan feed story atau foto yang sesuai dengan history search yang pernah dilakukan oleh user itu. Jadi misal ia sering search #batik maka ia akan diarahkan ke post yang mempunyai tagar yang sama.
Sama seperti Facebook, bahkan menurut saya algoritmanya lebih kompleks. Dalam facebook, user diminta untuk mengisi semua data dari berbagai jenis kategori seperti profil, alamat, hal yang favorit, tempat yang dikunjungi dan sebagainya.
Hal ini juga berlaku di Suggestion Friend di FB-nya, Mas Jalil. Jika orang atau si sales itu yang muncul tapi tidak ada di list teman yang sama, kemungkinan besar adalah dari data selain profil atau list teman Mas Jalil. Atau justru sebaliknya, saran pertemanan itu juga muncul pertama kali di FB-nya si sales itu karena misal ia pernah tinggal di tempat yang sama dengan Mas atau ada persamaan lain yang tidak Mas ketahui
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah bener nih mas, bisa jadi si sales pernah bikin status dengan nyantumin lokasi yang dekat dengan saya sih. Atau mungkin lewat algoritma lainnya ya.
Oh ya mas, saya dah coba komen di blog mas, tapi selalu ulang mas komennya kalo dah saya ketik.coba cek folder spam nya lagi sih.
SukaSuka
udah saya cek belum ada mas. tapi saya baru hapus kata di Setting Comment Moderation (untuk mensortir kata-kata yang tidak pantas). Coba komen sekali lagi ya. hee..
SukaDisukai oleh 1 orang
Oke saya coba ya mas
SukaSuka
Mungkin karena lokasi Mas yg pernah sama Mas.
Misalnya Mas Jalil pernah update status di lokasi ini. Kemudian si sales tersebut juga pernah update status tersebut.
Seperti algoritma IG yg juga bsa merujuk berdasar lokasi.
Tp saya sdh lama ga pake fb, ga tahu sekrang seperti apa tampilannya 😅
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya mba, kemungkinan sih itu mba. Soalnya fb mah algoritma nya lengkap banget ya.
Wah hebat mba, dah pensiunan fb an nih.
Tampilannya kurang lebih masih sama kok mba.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya Mas. Pensiun.
Intsagram juga sudah jarang banget buka. 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
IG kadang masih buka, cuman kbnyakan ngecek pengumuman giveaway. Hhaa
SukaDisukai oleh 1 orang
wah, mas Jalil rajin ikutan GA juga ya. hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya mba, kadang2 ikut. Ya walau jarang dapet. Wkwk
SukaDisukai oleh 1 orang
ikutnya kadang-kadang, dapetnya juga jarang lah mas, hahaha.
coba ikutnya sering Mas. 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Yang sering di youtube mba, tapi ya masih nihil. Hhee belum rejeki kali ya.
SukaSuka
Coba lagi terus Mas. Mungkin masih nanti rejekinya. 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya mas, lagi nyoba terus. Mohon doanya, moga salah satu rejeki saya. Hhee
SukaDisukai oleh 1 orang
Baik. Saya doakan supaya jd salah satu rejekiny Mas Jalil.
SukaSuka
Makasih mba 🙏🙏🙏
SukaDisukai oleh 1 orang
Mungkin karena sang salesman selalu memikirkan mas, hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Gara-gara saya lupa bayar utang kali ya. Hhaaa
SukaSuka
Agak serem gitu ya. 😁
SukaDisukai oleh 1 orang
Serem, tapi gimana gitu. Hheee
SukaSuka
Geret dikit… 😂
SukaDisukai oleh 1 orang
Mba cek folder spamnya ya. Saya mampir ke blog mba, cuman tiap komentar di ketik langsung ilang. Hhed
SukaSuka
Masuk si notifnya tpi memang ke spam. Kok bisa ya? Minta approved dulu. 😢
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalo sesama bloger yang baru berinteraksi seringnya gitu sih mba,
SukaSuka
iya juga sih. its ok lah ya. di awal aja. selanjutnya lancar. 😀
SukaSuka
Terlpas dari kasus bocornya data pengguna bbrp wktu llu itu, Fb itu emang punya daya tarik tersendiri yg hbat, sy stuju itu. Cuman utk pemblokiran sy agak kurang stuju, sy mlah berpikir justru agar pemerintah punya cara proteksi lain yg lbh cerdas ketimbang menutup.
Tp sy jg setuju klau pihak fb dituntut krn tlah mnjual data pengguna demi kepentingan tertentu, jlas itu melanggar hukum; tentu mreka hrs bertanggung jawab.
Oya, utk pnglaman yg dialami mas Jalil itu sy blm prnh sih. Jd, sy pun gak bs bnyak komen, krn gak pham. Tp prlu jg mas Jalil waspada siapa tahu mmang ad org yg berniat tertentu yg gak baik atau ap.
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya mas, kalo diblokir saya juga belum siap sih. Banyak kenangan juga kan di facebook.
Semoga cepat ada kesepakatan ya, antara pemerintah dan pihak fb nya.
Ya mas harus waspada.
SukaSuka