Jamala dan Salvador Sobral, study.eu

Saya sudah beberapa kali merekomendasikan lagu-lagu bertempo pelan di blog ini. Dari yang dibawakan oleh penyanyi solo wanita, pria, hingga grup band.

Sebenarnya ada niatan untuk membuat lanjutan dari masing-masing artikel tersebut, karena Alhamdulillah banyak diminati pembaca. Namun, saya masih malas untuk mengumpulkan lagu-lagu lainnya. Hiiii

Jadi, sebagai alternatif saya akan membagikan rekomendasi dari kategori lain saja. Yakni lagu-lagu dari ajang Eurovision Song Contest.

Buat yang ingin tahu apa itu Eurovision Song Contest (ESC), boleh mampir ke 10 Lagu Pilihan Dari Ajang Eurovision Song Contest.

Dengan diikuti puluhan negara, ESC merupakan salah satu ajang tahunan yang dinanti-nanti oleh para pecinta musik. Karena disini kita akan menyaksikan lagu-lagu yang dikirimkan oleh negara-negara partisipan dengan ragam genre. Mulai dari Pop, EDM, Dance, Etnik, Rock, dan tak ketinggalan juga lagu-lagu balada atau lagu dengan tempo yang cenderung pelan.

Dan untuk lagu balada, kali ini saya telah mengumpulkan 10 diantaranya. Dan berikut ulasannya.

1. Sanna Nielsen – Undo (Swedia 2014)

Sebelum 4 tahun berturut-turut mengirimkan wakil penyanyi solo pria hingga di tahun 2018 ini, Swedia rupanya sempat punya wakil penyanyi solo wanita di ajang Eurovision Song Contest yang tampil apik, tepatnya pada tahun 2014 yakni Sanna Nielsen. Lewat balada berbalut musik pop modern bertajuk “Undo”, Sanna menyanyikannya dengan penuh penjiwaan apalagi jika kita mendengar versi studionya. Dan meski selesai di posisi 3, namun lagu ini tetaplah membekas. Liriknya tentang seseorang yang mencoba sembuh dari luka juga bisa menjadi pengiring kegalauan yang sedap.

2. Mørland & Debrah Scarlett – A Monster Like Me (Norwegia 2015)

Nuansanya memang gelap dan cenderung depresif, balada ini berkisah tentang pengakuan masa lalu seseorang sebelum ia melepaskan kekasih hatinya. Dibawakan Mørlan dan Debrah Scarlett, lagu ini menjadi wakil Norwegia di tahun 2015, lagu ini punya kesan mendalam kala kita harus merelakan orang yang berarti untuk pergi, parahnya saat kita sadar jika kita tak cukup baik untuk mereka.

3. Jamala – 1944 (Ukraina 2016)

Sempat dicibir karena muatan liriknya berbau politik, namun lagu ini tetaplah layak untuk disimak. Seperti dikutip dari wikipedia, lirik lagu ini mengisahkan peristiwa deportasi orang-orang Tatar Krimea pada tahun 1940-an oleh Uni Soviet atas perintah Joseph Stalin karena mereka dituduh telah berkomplot dengan Nazi. Dibungkus sentuhan musik etnik yang gelap dan bernuansa suram, kisahnya pun tersampaikan dengan jelas. Sementara rintihan Jamala di pertengahan juga meniupkan suasana mencekam sekaligus emosional.

4. Dami Im – Sound Of Silence (Australia 2016)

Kali kedua tampil di Eurovision Song Contest, Australia menorehkan prestasi yang gemilang dengan menempatkan wakilnya di posisi dua, satu peringkat di bawah 1994 milik Jamala. Diwakili Dami Im dengan “Sound Of Silence”, lagu ini memang punya banyak peluang untuk meraih poin. Dami, penyanyi berwajah oriental ini rupanya mampu tampil menawan saat tampil live, lewat suaranya yang merdu dan prima, dengan baik ia mendendangkan lagu pop balada yang cenderung komersil tersebut.

5. Sevak Khanagyan – Qami (Armenia 2018)

Saya sendiri tak banyak tahu lagu-lagu yang mewakili Armenia di tahun-tahun sebelumnya, namun “Qami” yang dibawakan oleh Sevak Khanagyan di tahun ini berhasil membuat saya kepincut. Ya, meski saya tak memahami maknanya karena liriknya menggunakan bahasa Armenia, namun Sevak membawakannya dengan penuh penjiwaan, lebih lagi kala dia berhasil mengeksekusi setiap nada lagunya dari yang rendah hingga tinggi dengan mantap.

6. Gabriela Gunčíková – I Stand (Republik Ceko 2016)

Hanya duduk di posisi 25 di malam final, lagu ini sebenarnya tidaklah buruk. Sebagai perwakilan Republik Ceko di tahun 2016, Gabriela punya vokal matang hingga mempu menyuntikan efek merinding kala kita menikmati setiap liukan melodinya.

7. Michael Schulte – You Let Me Walk Alone (Jerman 2018)

Banyak warganet yang membandingkan lagu wakil Jerman tahun ini dengan hits milik Ed Sheeran. Memang ada benarnya, dengan iringan musik minimalis, vokal Michael pun terdengar sayu dan halus. Sementara rambut ikal merahnya juga akan mengingatkan kita dengan penyanyi asal Inggris tersebut. Namun, bagaimanapun Michael tetap punya ruh nya sendiri kala bernyanyi, khususnya di lagu balada yang manis ini.

8. Ieva Zasimauskaitė – When We’re Old (Lithuania 2018)

Sebenarnya saya tak sempat menjagokan lagu ini di ESC tahun ini. Pertama kali mendengar saja, saya sudah sedikit bosan karena musiknya terlalau sederhana. Namun, semua berubah ketika saya melihat kualitas vokal Ieva saat tampil live di malam Semi-final 1. Tak banyak improvisasi, dia bernyanyi lepas tanpa kehilangan desahan khas di chorus lagunya. Liriknya yang romantis juga cukup memberi efek baper, terutama bagi pasangan yang telah menikah dan ingin menikmati keindahan cinta hingga masa tua mereka. Dan untuk jones tak perlu dimasukkan ke hati ya. Wkwkwk

9. Kristian Kostov – Beautiful Mess (Bulgaria 2017)

Eurovision Song Contest tahun 2017 menjadi ajang bagi Kristian Kostov, penyanyi berusia 17 tahun untuk tampil meyakinkan publik dan juri. Dan meski dengan usia masih muda, ia nyatanya membawakan dengan baik “Beautiful Mess”, lagu yang sebenarnya punya atmosfir kelam dan lebih cocok untuk penyanyi dewasa. Kualitas vokalnya yang potensial pun benar-benar ia tunjukan di atas panggung. Alhasil ia pun diganjar dengan posisi dua.

10. Salvador Sobral – Amar Pelos Dois (Portugal 2017)

Menjadi pesaing terkuat “Beautiful Mess”, Wakil Portugal di tahun 2017 ini tak banyak menyuguhkan atraksi dari segi panggung. Namun, lewat aransemen sederhana ala-ala musik Eropa Selatan, vokal Salvador yang lembut pun terdengar memikat. Ya meski lagi-lagi, kita mungkin tak tahu maknanya. Tapi tak salah loh memasukkan lagu ini ke dalam daftar putar kalian.

Sebenarnya masih ada banyak yang bisa dimasukkan, tapi segini dulu ya. Terima kasih sudah membaca.

Iklan