
Sabtu, 7 Juli 2018, seusai membersihkan diri dari kucuran keringat dengan cara mandi, semuanya pun terasa baik-baik saja. Alih-alih kedinginan, badan justru terasa segar, meski mandi di sore hari dengan air yang tergolong sangat dingin khas air pegunungan di peralihan musim seperti ini.
Dan hingga menjelang petang hari, tepatnya setengah enam sore, barulah nampak ada yang tak beres. Badan yang semula bugar ini, tak bisa lagi terhindar dari menggigil. Dan parahnya, suhu tubuh pun seolah menjadi teramat panas sepanas hati kala melihat gebetan jalan dengan pacarnya disertai rasa pusing di kepala.
Menyadari jika ini merupakan tanda-tanda bahwa saya akan meriang, pukul setengah tujuh pun saya memutuskan untuk menutup toko dan pulang ke rumah untuk beristirahat. Kebetulan selepas ramadan hingga sekarang, saya tak lagi tidur di tempat kerja karena saya sendiri sudah tak tahan dengan dinginnya, takutnya lagi itu akan membuat hati ini semakin dingin dan beku. Hhee
Suhu tubuh makin naik, badan menggigil, serta kepala terasa terpontang-panting, sempat ragu apakah saya bisa mengendarai motor ke rumah. Hingga saya memaksakan diri, toh rumah tak terlalu jauh ini.
Dan alhamdulillah, saya masih bisa menyeimbagkan badan di atas motor hingga ke rumah. Setibanya di rumah, saya pun langsung menuju kamar tidur saya dan langsung merebahkan badan.
Mata mencoba terpejam, tubuh pun saya balut dengan selimut berlapis-lalis. Namun, hawa dingin tetap saja terasa, meski suhu tubuh justru sebaliknya.
Merintih tak karuan karena badan benar tak terasa enak, hingga Ibu saya akhirnya mengetahui kondisi saya dan mencoba mengkompres kepala saya, serta tak lupa membalurkan remason di beberapa bagian tubuh.
Sempat ia menawarkan saya untuk diperiksakan ke dokter, namun saat itu saya menolak karena saya merasa kepala sangat pening. Berdiri saja seolah tak sanggup, ditambah lagi malam di musim kemarau seperti ini sangatlah terasa dingin. Rasanya hanya akan membuat badan semakin tak karuan.
Tak ada pilihan lain, saya pun hanya mencoba beristirahat dengan harapan keseokannya akan pulih.
Dan setelah semalam tidur dengan tak terlalu nyenyak, di pagi harinya pun saya memutuskan diri untuk memeriksakan diri lantaran badan masih terasa lemas dan kepala masih nyut-nyutan. Bersama salah satu kakak sepupu, saya pun saya pun diantar untuk berobat.
Tekanan darah hanya 80an, serta disertai hidung tersumbat dan leher yang sakit. Saya pun dianjurkan untuk beristirahat. Dan tentu saja, saya mengiyakannya agar kondisi cepat pulih.
Adapun penyebabnya kemungkinan karena peralihan musim dari penghujan ke musim kemarau yang mengakibatkan suhu udara benar-benar tak bersahabat di badan terutama di malam hari saat saya harus pulang. Lainnya, bisa jadi karena pola makan dan pola istirahat saya yang tak teratur. Dari makan hanya semaunya saja, serta jam tidur yang tak menentu.
Dan hingga hari Selasa, saya pun sejenak melarikan diri dari rutinitas harian saya di toko. Selama waktu tersebut pula, saya hanya bisa menghabiskan waktu di peraduan sembari sesekali menemui saudara, tetangga, yang berkunjung, termasuk atasan saya. Keluar hanya untuk kebutuhan ke kamar mandi belaka, dan jangan tanya selama hari itu saya mandi apa tidak. Hhiii
Dan karena saya tak ada di toko, selama beberapa hari lalu toko pun terpakasa tutup lebih awal. Rekan saya yang cewek hanya bisa bekerja hingga menjelang Maghrib saja, pun itu ditemani oleh anak bos kami yang kedua karena dia pasti capek jika harus menjaga sampai malam dengan kondisi ruangan yang luas dan dingin pula. Apalagi dia sendiri mengakui dia agak penakut.
Sementara untuk lapangan futsal, ada beberapa orang yang secara ikhlas mau menerima uang pembayaran. Jadi, mereka tetap bisa bermain dengan catatan setelah selesai bola dikembalikan ke rumah bos dan lampu di lapangan juga dimatikan sendiri.
Sebenarnya kemarin-kemarin sempat saya mengeluh kapan ya saya bisa libur panjang dan menikmatiya untuk bermalasan me time, dan mungkin justru inilah jawabannya. Dengan sakit, saya jadi sadar betapa pentingnya mengatur pola hidup dan kadang ini sebagai cara Dia untuk mengistirahatkan hamba-Nya dari segala hiruk pikuk dunia yang kadang melenakan.
Alhamdulillah kini badan sudah sehat, semoga mood menulis juga kembali sehat ya.
Terima kasih ya sudah membaca cerita receh ini.
Alhamdulillah… “remason” š
SukaDisukai oleh 1 orang
Sesuatu ya,
Mau ngetik balsem kelupaan ššš
SukaDisukai oleh 1 orang
“Sebenarnya kemarin-kemarin sempat saya mengeluh kapan ya saya bisa libur panjang dan menikmatiya untuk bermalasan me time, dan mungkin justru inilah jawabannya. Dengan sakit, saya jadi sadar betapa pentingnya mengatur pola hidup dan kadang ini sebagai cara Dia untuk mengistirahatkan hamba-Nya dari segala hiruk pikuk dunia yang kadang melenakan.”
dkasih dengan cara yang tidaka disangka-sangka…, kadang kontan, kadang bisa juga kridit.. š
https://aradea59.com/2018/07/13/nmax-bisa-kok-ngangkut-galon-air-dan-gas-melon/
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya, tak diduga-duga ya. ššš
SukaSuka
Semoga cepat sembuh mas, cuaca emang lagi gak enak
SukaDisukai oleh 2 orang
Alhamdulillah mba sudah enakan nih, dah kembali kerja juga nih.
Iya, cuaca gi gak bersahabat banget
SukaSuka
Sakit mmg sll jadi teguran yah. Ttp semangat Mas Abdul!
SukaDisukai oleh 2 orang
Iya mba, kadang datang pas kita lalai.
Siap mba. Makasih ya.
SukaSuka
Sama2 mas
SukaSuka
Ibu memang tempat terbaik untuk kembali
Saat kita sakit…
SukaDisukai oleh 2 orang
Ya bener mas, walau kadang jatuhnya paniknya banget kalo tahu kita sakit
SukaSuka
Mas tinggal dekat pegunungan?
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya mba, di daerah pegunungan
SukaSuka
Asiknya pasti dingin. Saya suka dingin
SukaSuka
Maaf nih, ketahuan saya jarang blogwalking, hehe..
Kamu kerja di toko apa Mas?
SukaDisukai oleh 1 orang
Hheee, saya akhir-akhir ini juga jarang mas.
Toko kelontong gitu mas
SukaDisukai oleh 1 orang
Toko kelontongnya juga punya lapangan futsal??
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya bener mas, ada lapangan futsalnya
SukaDisukai oleh 1 orang
Duh, selamat sakit ya bang. Eh, udah sembuh?
SukaDisukai oleh 1 orang
Alhamdulillah udah nih mba.
SukaSuka
Syukurlah sudah sehat kembali, Kak. Terutama mood menulisnya sudah kembali.
Saran saya, siapkan selalu dirumah atau dikamar, obat penurun panas sederhana, seperti Parasetamol 500 mg. Kalau-kalau datang lagi demam yang tidak nyaman dan tidak ada orang yang bisa menemani berobat.
Salam.
SukaDisukai oleh 2 orang
Ya nih mba, alhamdulillah sudah pulih. Mood nulisnya perlu dibangun. Hhee
Bener banget nih mba sarannya, emang harus sedia obat-obatan kayak gini ya buat situasi darurat.
SukaDisukai oleh 1 orang
Ia Kak, selain obat penurun panas, obat Maag dan Obat nyeri juga perlu nih. Kalau saya, sudah kebiasaan sejak jadi siswa dan tinggal jauh dari orang tua, obat-obatan emergency harus selalu ada. Karena saya pernah demam menggigil jam 3 subuh, dan pas nyari pertolongan agak kesulitan.
SukaDisukai oleh 2 orang
Bagus tuh, jadi lebih mandiri nantinya kalo sakit dan memang pas gak ada orang lain.
SukaDisukai oleh 1 orang
Benar, Kak.
Jadi, lebih mandiri dan bertanggungjawab atas diri sendiri. T
SukaSuka
Semoga sehat selalu ya Abdul. Alhamdulilah masih diberi sakit oleh Allah SWT. Sebagai pengingat dan sekaligus penggugur dosa kita. Mungkin banyak begadang pas piala dunia juga ya, makanya drop badannya?
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya nih mba, Alhamdulillah.
Begadangin youtube malah mba, hhaa. Gak fawdah banget.
SukaDisukai oleh 1 orang
Wahahahaha ternyata begadangnya yang lain yaa… š
SukaSuka