Tubuh terasa lemas dan ingin rasanya merebahkannya untuk tidur siang, tapi ini tak mungkin karena jam kerja si mba, rekan saya hampir habis, dan sebentar lagi ia beranjak pulang. Saya tak mungkin egois dengan seenak jidatnya memuaskan hasrat kantuk saya di saat seperti ini.

Untuk mengatasinya, jam setengah tigaan tadi saya pun memutuskan untuk mandi, dengan harapan agar badan terasa segar.

Benar saja, setelah tubuh teraliri air dingin khas air pegunungan, tubuh ini serasa menemukan nyawanya kembali. Mata yang ingin terpejam pun seolah tersentak hingga rasa kantuk perlahan menghilang.

Hingga akhirnya si mba pulang, saya pun sudah aktif kembali dan siap melanjutkan tugas saya di toko hinga nanti malam.

Namun setelah badai kemalasan mengobrak-abrik badan kurus ini, mimpi buruk lain rupanya kembali datang menghantam. #Njirr lebay bener

Rasa lapar nyatanya menggerogoti seluruh perut hingga membuatnya bersuara meminta jatah, padahal baru selang beberapa jam setelah makan siang.

Bingung mau memakan apa, karena jatah makan sudah habis dan saya tak berniat membeli lagi. Alhasil, saya hanya terdiam dan menunggu keajaiban dari para peri di langit untuk menghapus rasa lapar yang semakin mengguncang dengan hebatnya.

Bak kejatuhan uang dari pesawat yang melintas di atas langit, di saat tubuh berusaha berdamai dengan perut yang keronocongan. Datanglah sesosok pedagang bakso keliling yang berniat membeli plastik di toko.

Dan kesempatan ini saya gunakan untuk memesan satu porsi dari pedagang pria yang membawa motor untuk menjajakan baksonya tersebut. Ada dua macam harga ia tawarkan yakni Rp.5.000,- dan Rp.6.000.-.

Tapi tanpa panjang pikir panjang, saya sengaja memesan dengan harga yang lebih dengan harapan mendapat porsi lebih banyak pula.

Hanya sekitar 5 menitan, pedagang ini datang mengantar pesanan saya sesuai dengan apa yang saya mau, satu porsi bakso lengkap dengan sayur dan bihun tapi tanpa mie kuning.

Awalnya saya tak begitu antusias dengan bakso yang beliau bawa, karena setelah dilihat-dilihat, porsi baksonya justru sangat sedikit dibanding dengan bakso dengan harga yang selisih 1 ribu dari pedagang lain. #Itungan banget ya. Tetapi setelah saya mencicipi baksonya, terasalah perbedaan yang begitu mencolok.

Bakso dengan jumlah 4 biji dengan satu yang paling besar ini, rupanya punya rasa yang lebih kenyal namun lembut.

Berbeda dengan bakso dari pedagang langganan saya yang menggunakan daging ayam, bakso ini sepertinya menggunakan bahan dari daging sapi yang membuat baksonya terasa lebih lezat. Ya, meski kuahnya sendiri terlalu asin. Ah, ingin sekali nambah. Tapi sayang penjualnya sudah lebih dulu pergi.

Berharap esok atau lusa saya bisa membelinya lagi.

Sudah dulu tulisan tak berfaedah ini. Hhiiii

Iklan