Setelah agenda mengecat dinding kamar yang tertunda bertahun-tahun, akhirnya tercapai. Timbul pula rasa ingin menata ulang barang-barang lain yang ada di dalam kamar.

Berhasil menempatkan buku-buku kenangan semasa sekolah di ruang terpisah sehingga ruang kamar tak terasa sesak, ada satu benda lagi yang ingin sekali saya utak-atik, yakni sebuah lemari buluk yang dari sejak awal membeli tak pernah tersentuh oleh cat.

Tuh buluk abis kan?

Lemari ini sendiri adalah tempat saya biasa menaruh pakaian. Karena tak pernah diperlakukan semestinya, lemari ini pun menjadi terlihat sangat kumal. Warna kayunya semakin kusam dengan dilumuri noda yang bertahun-tahun menempel. Lebih lagi, tempelan tato bekas hadiah permen karet yang dulu saya tempel di bagian pintu yang juga turut menambah kesan jorok.

Karena beberapa tahun kemarin saya juga jarang tidur di rumah alias seringnya di tempat kerja, lemari ini pun semakin terbiarkan. Saya maupun orang tua sama sekali tak menyiapkan anggaran untuk menggantinya ataupun sekedar mengecatnya agar lebih sedap dipandang.

Dan setelah pengecatan dinding kamar selesai, barulah timbul rasa tak nyaman saya terhadap lemari ini.

Awalnya saya ingin membeli lemari baru untuk menggantinya, ya setidaknya lemari plastik atau lemari rakitan. Namun, karena anggaran yang lagi-lagi harus dipakai untuk memenuhi kebutuhan lain, biasa, pria lajang kebanyakan buat hura-hura sih. Membeli lemari baru pun nampaknya bukan solusi yang tepat untuk sekarang. Dan muncullah ide untuk mengecatnya.

Namun, karena beberapa alasan saya justru menunda lagi ide ini, hingga muncullah ide lain yakni menutupnya dengan wallpaper alias stiker dinding karena nampaknya lebih praktis dan memberi tantangan baru. Hee

Dan segeralah saya cari di aplikasi belanja daring karena di kampung saya tak ada yang menjual. Muncul banyak sekali rekomendasi stiker dinding dengan ragam motif serta harga, hingga motif kayulah yang akhirnya jadi pilihan saya. Selain netral, menurut saya motif ini juga lebih terlihat natural sehingga nampak lebih menyatu dengan ruangan.

Kebetulan, di sebuah lapak ada stiker bermotifkan kayu yang dijual dengan harga Rp50.000,- (belum termasuk ongkir) untuk ukuran 10 m x 500 cm, dan itu tergolong murah mengingat di lapak lain dihargai mulai dari 30 ribuan hanya untuk panjang 3 meteran saja.

Dan untuk membungkus lemari dengan tinggi kurang dari 2 meter, stiker yang saya pilih nampaknya sangatlah cukup, dan jika ada sisanya, itu lumayanlah bisa digunakan untuk membungkus barang lain.

Setelah menunggu kurang lebih tiga hari, barang yang dipesan pun datang. Di malam hari selepas saya pulang kerja, langsung saja saya berinisiatif untuk membungkus lemarinya.

Awalnya, saya sendiri sempat kerepotan untuk menempelkannya, saya takut jika posisinya kurang presisi nantinya akan sulit diperbaiki dikarenakan lemnya sudah mengering, apalagi motif stikernya bergaris lurus, jadi akan kelihatan berantakan sekali. Namun ternyata tak sesulit itu, lemnya cenderung lama mengering sehingga masih bisa ditarik jika ada bagian yang kurang pas. Memang dibutuhkan ketelitian dan kesabaran agar hasilnya bagus.

Kurang lebih dua jam waktu saya habiskan, lemari buluknya pun sudah nampak berbeda, memang ada bagian yang sedikit kurang rapi karena saya salah perhitungan dalam memotong sehingga membuat kerutan karena tak semua bagian stikernya menempel, pun karena saya terlanjur mengantuk sehingga saya malas untuk mengulang lagi. Namun jika dibandingkan dengan sebelumnya, lemarinya kini nampak sedikit lebih baik, setidaknya di mata saya sendiri. Hheee, dan ini dia penampakannya. 

Terima kasih sudah membaca.

Iklan